Minggu, 08 Juli 2012

Program Persiapan Menyambut Ramadhan 1433H

“Ya Allah, pertemukan kami dengan Ramadhan. Bantulah kami Ya Allah untuk menunaikan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya dan melakukan Qiyamullail pada malamnya. Ya Allah, terimalah segala amalan kami ini. Amin”
Ya Allah … dengan ijinMu… sebentar lagi bulan Ramadhan akan segera menjelang, saya memohon dan berharap Engkau merelakanku untuk bersiap-siap menyambutnya. Saya memohon Engkau akan memberikan kesempatan untukku mendapatkan Ramadhan yang jauh lebih baik dan indah dibandingkan tahun-tahun yang telah lalu…
(jika sahabat tidak keberatan untuk memanfaatkan juga) seperti tahun-tahun sebelumnya, saya akan mengulang kembali apa yang saya dapat dari sahabat di negara tetangga, beberapa tahun yang lalu. “Panduan untuk mempersiapkan diri menghadapai ramadhan”. Panduan ini dapat disesuaikan dengan kebiasaan dan target pencapaian dari para sahabat. Dan bertujuan agar saat bulan Ramadhan datang, kita sebagai kaum muslim telah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. menyambutnya untuk tidak menyiayiakan sedetikpun dibulan yang penuh Rahmah dan Ampunan. Mudah-mudahan.. dengan hal ini, kita dapat “LULUS’ dalam Pesantren Ramadhan dengan predikat sangat memuaskan. Amiin. Mari kita berlomba-lomba… mempersiapkan diri meraih yang terbaik dibulan itu)

Tema : Menyadarkan hati
Kegiatan :
- Fokus minggu ini ialah untuk mengembalikan kestabilan jiwa dengan melakukan perbaikan pada hal-hal seperti dibawah ini
  • Mencoba untuk khusyuk ketika sholat.
  • Tilawah Al-Quran dan mencoba mengkhatamkannya minima sekali sebelum Ramadhan.
  • “>Membaca atau mendengar ceramah dari berbagai sumber media (radio, televisi, media online, buku-buku dsbnya) yang bertemakan mengenal Allah, Syurga dan nikmatnya,  melakukan Zikrullah, Taubat dan sebagainya
  • Berfikir tentang tujuan penciptaan manusia sebagai makhluk Allah
  • Muhasabah diri tentang apa yang telah dicapai ditahun ini.
  • Berdoa dengan sungguh-sungguh, memohon keridhoan Allah membantu kita dalam melakukan ketaatan padaNYA.
  • Ini merupakan waktu yang cukup baik untuk meninggalkan beberapa sikap buruk seperti merokok, mengumpat, mengeluarkan kata-kata kasar dan sebagainya.

Tema : Minggu Puasa dan Quran
Kegiatan :
Meneruskan kegiatan sesi I ditambah dengan kegiatan yang fokus pada tazkirah mengenai Ramadhan untuk memberi rangsangan dan motivasi yang berpanjangan.
  • Mulai puasa senin dan Kamis.
  • Memperbanyak membaca dan mendengar Al-Quran.
  • Mencoba untuk menghabiskan satu juz Al-Quran sehari agar dapat khatam sebelum Ramadhan.
  • • Mengulangi dan mengkaji hafalan Al-Quran yang telah dihafalkan

Tema : Minggu Fajar, Zikir dan Sedekah
Kegiatan :
- Tetap mengerjakan kegiatan yang telah dilakukan di dua sesi sebelumnya ditambah dengan
  •  Tunaikan solat Subuh pada waktunya dan dua raka’at sebelumnya. (Sholat Sunnah Qobliyah Subuh)
  • Tunaikan zakat harta
  • Banyakkan amalan sedekah
  • Pelajari jenis-jenis sedekah selain harta (senyum, perkataan yang baik, menolong sesama muslim, menulis yang baik, membagikan ilmu, dsbnya….) 

Tema : Minggu Qiyamullail dan Amalan Sunah
Kegiatan :
- Tetap mengerjakan kegiatan yang telah dilaksanakan hingga sesi ke III dan ditambahkan dengan
  • Mulai dengan Qiyamullail 3 kali dalam seminggu.
  • Tunaikan dua rakaat selepas Isya’ sebelum (tidur). atau Sholat Sunnah Ba’diyah Isya’
  •  Berusaha agar dapat bangun pagi 30 menit sebelum adzan Subuh, Iltizam dengan sunnah Rawatib (2 rakaat sebelum Subuh, 4 rakaat sebelum dan sesudah Dzuhur, 2 rakaat setelah Maghrib, 2 rakaat setelah Isya’, Solat Dhuha antara terbit matahari hingga waktu Dzuhur dan Sholat Witir selepas Isya’ hingga sebelum Subuh)
  • Litizam dengan Tilawah Quran selepas Subuh hingga terbit matahari diikuti dengan 2 rakaat Dhuha. Lakukan sekali seminggu sebagai permulaannya yaitu pada awal-awal sesi ke IV dan telah rutin dicapai di hari terakhir sesi ke IV
  • Mencoba mengatur jadwal dan pola makan anda agar benar-benar menyehatkan dan menghindari makan dengan jumlah yang terlalu banyak.
  • Ini penting untuk memastikan Ramdhan yang bakal datang itu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah dan bukannya pesta makan!

Tema : Minggu Silahturahim
Kegiatan :
-Melanjutkan kegiatan yang telah dapat dikerjakan hingga sesi ke IV dan tambahkan dengan
  • Muliakan minggu ini membangun ikatan silahturahim, baik itu melalui bertemu langsung, atau dengan pembicaraan telepon, e-mail dsbnya juga dengan perbanyak doa untuk orang tua serta kaum kerabat.
  • Saling memberikan hadiah yang bermanfaat. 
  • Menjadikan menjambut Ramadhan sebagai topik bahasan dalam percakapan yang  paling penting.

 Tema : Minggu Doa dan Taubat
Kegiatan :
- Tetap mengerjakan semua amalan yang telah dapat dilakukan pada 5 sesi waktu sebelumnya ditambah dengan
  •  Sesi ini merupakan sesi persiapan terakhir.
  • Banyakkan doa dan istighfar. Mohon agar dipertemukan dengan Ramadhan, diberi kekuatan untuk melakukan ketaatan pada bulan Ramadhan nanti dan diterima segala amalan yang kita lakukan.
  • Bertaubat sepenuhnya di atas segala keterlanjuran sebelum ini, dan mulailah lembaran baru dengan Allah.
  • Pastikan anda khatam Al-Quran pada minggu ini
  •  Menyediakan “Kantong Ramadhan” atau menyiapkan dana khusus keperluan berbuka untuk diedarkan kepada  keluarga-keluarga yang kekurangan.
  • Pada malam melihat pergantian bulan (bulan Sya’ban memasuki bulan Ramadhan), kumpulkan seluruh keluarga untuk bersama-sama menantikan pengumuman pemerintah tentang tibanya bulan Ramadhan.
  • Gembirakan anak-anak dengan mengantung perhiasan seperti balon warna-warni, hiasan rumah dan sebagainya sebagai lambang kegembiraan menyambut tibanya bulan Ramadhan. Agar sejak dini anak-anak ini akan meresapi betapa berharga dan bahagianya kesempatan memperoleh bulan Ramadhan dalam hidup. 

 “Apabila malam pertama Ramadhan menjelang, syaitan dan para jin akan dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup dan tiada satupun yang dibuka, pintu-pintu syurga dibuka dan tiada satupun yang ditutup. Si tukang seru menyeru: Wahai pencari kebaikan! Ayo maju. Wahai pencari kejahatan! Ayo berhenti”.
[Diriwayatkan oleh at-Tirmizi]

“Ramadhan telah tiba kepada kamu. Ia bulan berkat yang dilimpahkan oleh Allah untuk kamu. Di dalamnya, Dia menurunkan rahmat, menghapuskan kesalahan, mengqabulkan doa, menonton persaingan kamu dalam kebaikan dan berbangga dengan kamu di hadapan para malaikatNya. Lantaran itu, tunjukkanlah kepada Allah kebaikan diri kamu. Orang yang malang ialah sesiapa yang tidak memperolehi rahmat Allah ‘Azza wa Jall”
[Diriwayatkan oleh at-Tobroni]

Marilah kita berniat semoga Ramadhan tahun ini akan menjadikan kita lulus dalam keadaan yang bertambah keimanan dan meningkat ketaqwaan. Insya Allah.
Siapa yang bangun malam bersembahyang pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan (keredhaan Allah), dosanya yang lalu diampunkan”.[Diriwayatkan oleh al-Bukhari]

“Apabila seorang lelaki membangunkan keluarganya (isterinya) pada waktu malam lalu mereka berdua bersembahyang atau setiap daripada mereka bersembahyang dua rakaat, mereka dicatat sebagai golongan lelaki dan perempuan yang berzikir” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud]
cahaya muslimah. com
Share READ MORE - Program Persiapan Menyambut Ramadhan 1433H

Selasa, 05 Juni 2012

3 UCAPAN UNTUK 3 SITUASI



Hidup di dunia bagi seorang mukmin merupakan daftar panjang menghadapi aneka ujian yang datang dari Allah Sang Pencipta Yang Maha Berkehendak lagi Maha Kuasa. Terkadang hidup diwarnai dengan kondisi suka dan terkadang dengan kondisi duka. Seorang mukmin tidak pernah mengeluh apalagi menyalahkan Allah ketika sedang diuji dengan kesulitan hidup. Ia selalu berusaha untuk tetap bersabar manakala ujian duka melanda hidupnya. Sebaliknya seorang mukmin tidak bakal lupa bersyukur tatkala sedang diuji dengan karunia kenikmatan dari Allah. Demikian indah dan bagusnya respon seorang mukmin menghadapi aneka ujian hidup sehingga Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengungkapkan ketakjuban beliau.
 “Sungguh menakjubkan urusan orang beriman! Sesungguhnya semua urusannya baik. Dan yang demikian tidak dapat dirasakan oleh siapapun selain orang beriman. Jika ia memperoleh kebahagiaan, maka ia bersyukur. Bersyukur itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa mudharat, maka ia bersabar. Dan bersabar itu baik baginya.” (HR Muslim 5318)
Bahkan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengajarkan kita agar memberikan respon yang sesuai untuk setiap kondisi ujian yang sedang datang kepada diri seorang mukmin. Dalam hadits di bawah ini sekurangnya Nabi mengajarkan tiga jenis ucapan berbeda untuk merespon tiga jenis kondisi ujian yang menghadang seorang mukmin dalam hidupnya di dunia.   
”Barangsiapa dikaruniai Allah kenikmatan hendaklah dia bertahmid (memuji) kepada Allah, dan barangsiapa merasa diperlambat rezekinya hendaklah dia beristighfar kepada Allah. Barangsiapa dilanda kesusahan dalam suatu masalah hendaklah mengucapkan "Laa haula walaa quwwata illaa billaahil'aliyyil'adzhim." (Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung)" (HR. Al-Baihaqi dan Ar-Rabii')

·         Saat menghadapi kondisi memperoleh kenikmatan.
Dalam kondisi seperti ini seorang mukmin diharuskan mengucapkan pujian bagi Allah, yaitu mengucapkan Alhamdulillah. Sebab dengan dia mengucapkan kalimat yang menegaskan kembali bahwa segala karunia berasal hanya dari Allah, maka berarti ia menutup segala celah negatif yang bisa jadi muncul dan diolah setan, yaitu menganggap bahwa kenikmatan yang ia peroleh adalah karena kehebatan dirinya dalam berprestasi. Setan sangat suka menggoda manusia dengan menanamkan sifat ’ujub atau bangga diri bilamana baru meraih suatu keberhasilan atau kenikmatan. Manusia dibuat lupa akan kehadiran Allah yang pada hakekatnya merupakan sumber sebenarnya dari datangnya kenikmatan. Jika Allah tidak izinkan suatu kenikmatan sampai kepada seseorang bagaimana mungkin orang tersebut akan pernah dapat menikmatinya?
Sebenarnya dalam kehidupan di dunia kenikmatan Allah senantiasa tercurah kepada segenap hamba-hambaNya. Bahkan jumlah nikmat yang diterima setiap orang selalu saja jauh melebihi kemampuan orang itu untuk mensyukurinya. Jangankan kemampuan bersyukur seseorang melebihi nikmat yang ia terima dari Allah, bahkan sebatas mengimbanginya saja sudah tidak akan pernah sanggup. Maka, saudaraku, marilah kita lazimkan diri untuk sering-sering mengucapkan kalimat tahmid, baik saat kita menyadari datangnya nikmat maupun tidak.  

·         Kedua, saat merasa berada dalam kondisi rezeki sedang diperlambat.
Dalam kondisi seperti ini seorang mukmin disuruh untuk banyak mengucapkan kalimat istighfar. Kalimat istighfar berarti kalimat mengajukan permohonan agar Allah mengampuni dosa-dosa kita. Nabi Hud menyuruh kaumnya untuk beristighfar dan menjamin bahwa dengan melakukan hal itu, maka hujan deras bakal turun. Istilah ”hujan” di dalam tradisi ajaran Islam seringkali bermakna rezeki. Sehingga kaitannya menjadi sangat jelas. Orang yang sedang merasa rezekinya lambat atau seret kemudian ia beristighfar, maka ia sedang berusaha mengundang turunnya hujan alias rezeki dari Allah.

 “Dan (Hud berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu." (QS Hud ayat 52)

·         Ketiga, kondisi sedang dilanda kesusahan dalam suatu masalah.
Menghadapi kondisi seperti ini Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menyuruh seorang mukmin untuk membaca kalimat Laa haula walaa quwwata illaa billaahil'aliyyil'adzhim. Kalimat ini sungguh sarat makna yang bermuatan aqidah. Bayangkan, kalimat ini bila diterjemahkan menjadi: Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Kalimat ini kembali mengingatkan kita akan pentingya kemantapan iman Tauhid seorang mukmin. Begitu si mukmin membaca kalimat tersebut dengan penuh pemahaman, penghayatan dan keyakinan, maka saat itu juga jiwanya akan meninggi dan berusaha menggapai kekuatan dan pertolongan Allah yang Maha Kuat lagi Maha Terpuji. Bila Allah telah mengizinkan kekuatan dan pertolonganNya datang kepada seseorang, maka masalah manakah yang tidak bakal sanggup diatasinya?
Oleh karena itu, sekali lagi kami tegaskan, Islam sangat mencela sikap ketergantungan seseorang kepada selain Allah saat menangani masalahnya. Hanya Allah tempat bergantung, tempat kembali dan tempat memohon pertolongan. Hanya Allah tempat kita ber-tawakkal. Malah seorang mukmin tidak boleh ber-tawakkal kepada dirinya sendiri.

 “Wahai Allah Yang Maha Hidup, wahai Allah Yang Senantiasa Mengurusi, tidak ada tuhan selain Engkau, dengan rahmatMu aku memohon pertolongan, perbaikilah keadaan diriku seluruhnya dan jangan Engkau serahkan nasibku kepada diriku sendiri (walau) sekejap mata, tidak pula kepada seorang manusiapun.” (HR Thabrani 445)
Share READ MORE - 3 UCAPAN UNTUK 3 SITUASI

Rabu, 30 Mei 2012

SISWA SMU BUTUH SOSIALISASI REMAJA USIA KAWIN

by Ka' Atok


Seiring kemajuan zaman dan teknologi informasi yang menjulang langit, justru membawa konsekuensi tersendiri. Seiring dengan itu, pengetahuan kita tentang hal-hal yang tak masuk akal pun kian muncul ke permukaan. Diantaranya, fenomena perkawinan di bawah umur (pernikahan dini), ternyata masih marak terjadi.
Sebaliknya, boleh jadi salah satu pemicu terjadinya nikah di bawah umur justru akibat dari kemajuan zaman dan teknologi media informasi. Apapun pemantiknya,  nikah di bawah umur adalah fenomena sosial budaya yang tidak masuk akal karena pelaku sekaligus korban, sesuai peraturan perundangan masih dalam kategori usia anak-anak.
Perkawinan pada anak-anak adalah melembagakan tindakan merenggut kebebasan masa anak-anak atau remaja untuk memperoleh haknya. Tepatnya hak dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (pasal 1 ayat 2 UU No 23 Tahun 2002).
Anak-anak sebagai korban sekaligus pelaku seringkali terkurung pelbagai justifikasi perkawinan bawah umur yang bisa datang dari orangtua, hakim pengadilan agama, tokoh agama, tokoh masyarakat adat, dan tak jarang juga atas inisiatif pelaku sendiri.
Ketiadaan kesadaran hukum yang kemudian mentradisi juga menjadikan pernikahan di bawah umur suatu solusi. Pergaulan bebas yang berbuah kehamilan di luar nikah, misalnya, menjadikan perkawinan sebagai cara untuk menutup aib keluarga. Seringkali keadaan ini disokong oleh pejabat kantor urusan agama, yang menyakini bila tak segera dinikahkan pasangan-pasangan seperti itu cenderung menafikan norma agama dan perzinahan merajalela.
Hal tersebut menjadi inspirasi bagi para pemerhati dan pembina keluarga sakinah khususnya KUA Kecamatan Candimulyo, berupaya melakukan advokasi dalam bentuk Sosialisasi Remaja Usia Kawin pada civitas akademika SMUN 1 Candimulyo Selasa 8 Mei 2012 dengan nara sumber Atok Rahman Hakim,S.H.I Penyuluh Agama Islam dan Susyarto,SH  Penghulu KUA Kecamatan Candimulyo.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan dasar dan wawasan tentang Undang-undang Perkawinan PP. No. 1 tahun 1974 secara umum dengan difokuskan pada pemahaman batas minimal usia perkawinan. Juga disampaikan efek negatif dari pernikahan dini yang banyak menyebabkan permasalahan baik bersifat psikologis, sosial, ekonomi dan budaya. Lebih jauh upaya membangun rumah tangga di atas pondasi kesehatan mental yang rapuh, berbuntut tanda Tanya besar, bagaimana seorang di usia yang seharusnya masih mendapat bimbingan dalam menjalani kehidupan, kebebasan dalam berekpresi yang sesuai tingkat kecerdasannya, dan memperoleh pendidikan untuk menjadi tunas, potensi, dan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan, kemudian diberikan tanggungjawab dan kewajiban untuk menjadi suami-istri?, demikian disampaikan Atok Rahman Hakim,SHI didepan 50 siswa pengurus OSIS dan anggota Majlis Perwakilan Kelas (MPK) SMUN Candimulyo Kabupaten Magelang.                
Kegiatan ini rencana akan digelar secara roadshow dibeberapa lembaga pendidikan SMU dan remaja masjid diwilayah Kecamatan Candimulyo dengan memanfaatkan realisasi dana DIPA Kementerian Agama Kabupaten Magelang tahun 2012. Panitia berharap hal ini juga dilakukan di 21 binaan KUA se Kabupaten Magelang dengan asas visi Kementerian Agama Kabupaten Magelang yaitu terwujudnya masyarakat Kabupaten Magelang yang Agamis maju, sejahtera dan cerdas serta saling menghormati.
Share READ MORE - SISWA SMU BUTUH SOSIALISASI REMAJA USIA KAWIN

Selasa, 29 Mei 2012

It's So SIMPLE..!


  • Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut. Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.
  • Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya. Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja
  • Seorang anak berkata kepada ibunya: “Ibu hari ini sangat cantik. Ibu menjawab: “Mengapa? Anak menjawab: “Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah. Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.
  • Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah. Temannya berkata: “Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur. Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku. Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.
  • Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: “Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya? Ada yang menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada pula yang menjawab: “Cari di rerumputan yang cekung ke dalam.” Dan ada yang menjawab: “Cari di rumput yang paling tinggi. Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: “Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana . Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.
  • Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: “Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.” Katak di pinggir jalan menjawab: “Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah.” Beberapa hari kemudian katak “sawah” menjenguk katak “pinggir jalan” dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat. Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.
  • Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: “Mengapa engkau begitu santai?” Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit.” Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja
Share READ MORE - It's So SIMPLE..!

Selasa, 08 Mei 2012

Sekularisasi Agama, Liberalisme, Kapitalisme Ekonomi, Gaya Hidup Hedonis

Oleh Adian Husaini

Setelah sekularisasi kehidupan dari campur tangan agama, seluruh sudut kehidupan yang menyangkut hubungan antar manusia dan hubungan manusia dengan alam dibersihkan dari peran agama. Yang tersisa dari agama tinggal hubungan individu manusia dengan tuhan-nya.
Sekularisasi memantik perubahan tatanan kemasyarakatan dari pola komunal ke arah pola individual dengan semangat liberal dan pengagungan terhadap kebebasan individu secara mutlak. Kadang-kadang bahkan sangat ekstrem. Jangan heran jika di negara-negara yang menerapkan sekularisme-liberal secara pure seperti negara-negara Skandinavia, di ruang kuliah ketika dosen tengah menyampaikan kuliah di hadapan mahasiswa, di belakang ada sepasang mahasiswa-mahasiswi yang bercumbu. Pada kasus yang lain, ketika sepasang manusia bercumbu di rerumputan taman di pusat kota, mereka tidak dipersalahkan karena perbuatan asusila-nya, tetapi dituntut lantaran merusakkan rerumputan taman.


Jika hal itu kita teropong dengan pertimbangan syari’at dan akhlaq sebagai alat ukur dan cara pandang, betapa asingnya tata nilai yang meraka anut dengan tata-nilai Islam yang kita yakini. Kalau kita tidak merasakan keasingan itu, berarti kita telah terkontaminasi debu-debu sekularisme-liberal.
Tak ada tempat bagi manusia sekuler, penghargaan terhadap tampilan kesalehan di ruang publik. Sebaliknya juga tak ada celaan bagi tampilan ketidak-senonohan yang diperagakan di ruang publik sepanjang tidak mengganggu orang lain dan tidak merusak lingkungan.


Konsekuensi Logis
Ketika kasus pornografi marak berhembus di tengah masyarakat, tentunya dengan asumsi penyebaran kemesuman tersebut mayoritas melanda ummat Islam berdasarkan logika karena mayoritas penduduk negara ini adalah ummat Islam, tatkala akan diselesaikan dengan pendekatan hukum mengalami kesulitan. Mengapa? Landasan hakiki hukum yang diterapkan di masyarakat bekas jajahan Belanda ini adalah sistem hukum sekuler yang kafir. Nafas hukum itu sendiri kufur. Jadi bagaimana mungkin akan diharapkan untuk berpihak melindungi masyarakat Islam.

Sementara, jika hal itu ditilik dari sudut pandang hukum syari’at pun, persoalan itu kesulitan untuk dipecahkan ; ketiadaan pengakuan, kesulitan kesaksian jika dikenakan syarat persaksian hadd az-zina yang mensyaratkan 4 [empat] saksi harus berada pada tingkat keyakinan tanpa keraguan sama sekali menyaksikan kejadian itu sebagaimana mereka menyaksikan timba masuk ke dalam sumur. Kesaksian itu juga tidak dapat diwakili dengan gambar-gambar hasil pemotretan dari empat sudut pandang atau lebih, tidak juga dapat diwakili dengan rekaman gambar hidup alias video. Mengharapkan pengakuan dari para pelaku kemesuman tersebut secara suka rela, hampir mustahil, karena pengakuan suka rela biasanya disertai dengan kerelaan penerimaan hukum, pertobatan dilandasi harapan untuk terbebas dari balasan di akherat dengan menjalani hukuman dunia.
Padahal tersebarnya gambar tersebut di tengah masyarakat merupakan serbuan dekadensi akhlaq yang tidak lagi tertutup [sirri] tetapi sudah terbuka dan terang-terangan [‘alaniyah]. Tindakan yang mengundang datangnya murka Allah secara umum, tak sekadar menimpa pelaku [yang mungkin mungkir] oknum yang menyebarkannya, atau yang mengunduhnya di internet. Bahkan masyarakat yang tidak tahu-menahu ujung-pangkal kemesuman itupun terancam terkena bencana yang ditimbulkan. Untuk melindungi masyarakat awam yang tidak menginginkan dekadensi moral itu, juga tak ada payung hukum yang jelas dan tegas. Perdebatan soal itu tak pernah menyentuh esensi persoalan yang menjamin masalah tersebut tidak terulang. Ya! Memang menyedihkan hidup di bawah sistem sekuler-kufur bagi seorang muslim yang masih memiliki kecemburuan terhadap agamanya.
Persoalannya, hal itu merupakan konsekuensi logis dari sebuah pilihan. Ketika suatu masyarakat memilih jalan hidup bagi komunitasnya, pengambilan itu berlaku dari hulu sampai hilir. Tidak bisa dan tidak logis ketika kita mengambil pilihan sekularisme kehidupan dari peran agama, sementara kita menolak konsekuensi logis yang ditimbulkan dan menyumpah-nyumpah terhadap akibat buruknya.

Urutan Logis Proses Kesejarahan
Di Eropa, setelah sekularisasi kehidupan dari peran agama, spirit masyarakat komunal yang merupakan ciri abad pertengahan di Eropa, berubah secara drastis ke arah kehidupan masyarakat yang bercirikan semangat individualisme dengan pengakuan terhadap hak-hak pribadi secara mutlak. Kebebasan memilih agama, kebebasan untuk memilih antara beragama atau tidak beragama, kebebasan dalam berpendapat, kebebasan dalam kepemilikan, kebebasan dalam ekspresi seni dan lain-lain, seluruh segi kehidupan berubah.

Kebebasan dalam bidang ekonomi mendorong tumbuhnya pemupukan modal di tangan orang-orang kaya pemilik modal, sementara sebagian besar masyarakat merupakan kelompok buruh yang tidak memiliki kesempatan untuk memiliki modal dan mengembangkannya. Dari proses perubahan ini, tumbuhlah di tengah masyarakat sekelompok kecil manusia yang mengontrol modal dan faktor-faktor produksi sehingga semakin kaya, di tangannya ter-akulmulasi kekayaan luar biasa. Small group yang kekayaannya terus membesar, setiap perputaran harta terus menggelembungkan kekayaannya seperti bola salju.
Mereka inilah sebagian kecil manusia yang merupakan produk lanjut sekularisme-liberal, kehidupannya terlepas dari kendali moralitas agama, disemangati oleh kebebasan, di tangannya tersedia harta kekayaan yang terus membesar. Tak ada konsep kebahagiaan di akherat yang dengannya mereka melakukan investasi dan saving bagi kehidupannya mendatang dengan kekayaan berlimpah itu. Jika mereka mengulurkan tangan untuk berbagi dengan orang-orang miskin, pertimbangannya sebatas tanggung jawab sosial, tak lebih. Bukan karena ingin memetik balasan yang lebih besar di akherat nanti, karena mereka skeptis terhadap adanya hari akhir atau bahkan mengingkarinya.

Karena tak ada konsep kebahagiaan hidup sesudah mati yang mereka yakini, tentu saja orientasi hidup mereka adalah menikmati harta kekayaan tersebut sepuas-puasnya di tempat ini [baca di dunia] secepat-cepatnya. Jika hal itu tidak mereka lakukan, mereka khawatir kehilangan waktu untuk menikmatinya dan akhirnya kesempatan itu hilang. Inilah yang terungkap dengan pepatah mereka yang terkenal, Nikmati bunga tersebut sepuas-puasnya hari ini, karena besok pagi bunga itu akan layu. Pandangan hidup seperti ini disinyalir oleh Allah di dalam firman-Nya :
Dan tentu mereka akan mengatakan (pula), hidup hanyalah kehidupan kita di dunia saja, dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan” [Al-An’aam : 29]


Gaya Hidup Hedonis
Menikmati dunia sepuasnya, setelah kunci-kunci kekayaan itu dibuka oleh Allah memang lebih ditakutkan oleh RasululLah shallalLaahu’alayhi wa sallam dibandingkan belitan kefakiran. Dalam salah satu makna sabda Beliau :
“Bukan kefaqiran yang aku takutkan menimpa kamu sekalian, akan tetapi yang lebih aku takutkan adalah ketika dihamparkannya kekayaan dunia terhadap kamu sekalian, kemudian kalian menikmati dunia itu sepuas-puasnya, kemudian kalian dihancurkan oleh Allah sebagaimana orang-orang sebelum kalian telah dibinasakan [HR Bukhari-Muslim].

Hedonisme merupakan tubir jurang paling tepi dari tahapan kehancuran jalan hidup materialisme. Kota Pompeei dan penduduknya yang dikubur oleh Allah lengkap dengan ekspresi mereka tatkala adzab datang dengan tiba-tiba, merupakan monumen peringatan bagi penempuh jalan ini jika mau mengambil pelajaran. (arrisalah.net)
Share READ MORE - Sekularisasi Agama, Liberalisme, Kapitalisme Ekonomi, Gaya Hidup Hedonis

Senin, 23 April 2012

Jangan Galau, Allah Bersama Kita!


Zaman sekarang berbagai masalah makin kompleks. Entah itu komplikasi dari masalah keluarga yang tak kunjung selesai, masalah hutang yang belum terbayar, bingung karena ditinggal pergi oleh sang kekasih, ataupun masalah-masalah lain. Semuanya bisa membuat jiwa seseorang jadi kosong, lemah atau merana.
“Galau!!” merupakan sebuah kata-kata yang sedang naik daun, di mana kata-kata itu menandakan seseorang tengah dilanda rasa kegelisahan, kecemasan, serta kesedihan pada jiwanya. Tak hanya laku di facebook atau twitter saja, bahkan di media televisi pun orang-orang seakan-akan dicekoki dengan kata-kata “galau” tersebut.
Pada dasarnya, manusia adalah sesosok makhluk yang paling sering dilanda kecemasan. Ketika seseorang dihadapkan pada suatu masalah, sedangkan dirinya belum atau tidak siap dalam menghadapinya, tentu jiwa dan pikirannya akan menjadi guncang dan perkara tersebut sudahlah menjadi fitrah bagi setiap insan.
...Jangankan kita manusia biasa, bahkan Rasulullah pun pernah mengalami keadaan keadaan galau pada tahun ke-10 masa kenabiannya...
Jangankan kita sebagai manusia biasa, bahkan Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wasallam pun pernah mengalami keadaan tersebut pada tahun ke-10 masa kenabiannya. Pada masa yang masyhur dengan ‘amul huzni (tahun duka cita) itu, beliau ditinggal wafat oleh pamannya, Abu Thalib, kemudian dua bulan disusul dengan wafatnya istri yang sangat beliau sayangi, Khadijah bintu Khuwailid.
Sahabat Abu Bakar, ketika sedang perjalanan hijrah bersama Rasulullah pun di saat berada di dalam gua Tsur merasa sangat cemas dan khawatir dari kejaran kaum Musyrikin dalam perburuan mereka terhadap Rasulullah. Hingga turunlah surat At-Taubah ayat 40 yang menjadi penenang mereka berdua dari rasa kegalauan dan kesedihan yang berada pada jiwa dan pikiran mereka.

Jangan Galau, Innallaha Ma’ana!
Allah Ta’ala berfirman, “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kami” (QS. At Taubah: 40)
Ayat di atas mungkin dapat menjadikan kita agar lebih merenungi lagi terhadap setiap masalah apapun yang kita hadapi. Dalam setiap persoalan yang tak kunjung terselesaikan, maka hadapkanlah semua itu kepada Allah Ta’ala. Tak ada satupun manusia yang tak luput dari rasa sedih, tinggal bagaimana kita menghadapi kesedihan dan kegalauan tersebut.
...Allah telah memberikan solusi kepada manusia untuk mengatasi rasa galau yang sedang menghampiri jiwa...
Adakalanya, seseorang berada pada saat-saat yang menyenangkan, tetapi, ada pula kita akan berada pada posisi yang tidak kita harapkan. Semua itu sudah menjdai takdir yang telah Allah Ta’ala tetapkan untuk makhluk-makhluk Nya.
Tetapi, Allah Ta’ala juga telah memberikan solusi-solusi kepada manusia tentang bagaimana cara mengatasi rasa galau atau rasa sedih yang sedang menghampiri jiwa. Karena dengan stabilnya jiwa, tentu setiap orang akan mampu bergerak dalam perkara-perkara positif, sehingga dapat membuat langkah-langkahnya menjadi lebih bermanfaat, terutama bagi dirinya lalu untuk orang lain.
Berikut ini adalah kunci dalam mengatasi rasa galau;
1. Sabar
Hal pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika menghadapi cobaan yang tiada henti adalah dengan meneguhkan jiwa dalam bingkai kesabaran. Karena dengan kesabaran itulah seseorang akan lebih bisa menghadapi setiap masalah berat yang mendatanginya.
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (Qs. Al-Baqarah 153).
Selain menenangkan jiwa, sabar juga dapat menstabilkan kacaunya akal pikiran akibat beratnya beban yang dihadapi.
2. Adukanlah semua itu kepada Allah
Ketika seseorang menghadapi persoalan yang sangat berat, maka sudah pasti akan mencari sesuatu yang dapat dijadikan tempat mengadu dan mencurahkan isi hati yang telah menjadi beban baginya selama ini. Allah sudah mengingatkan hamba-Nya di dalam ayat yang dibaca setiap muslim minimal 17 kali dalam sehari:
“Hanya kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan” (QS. Al Fatihah 5).
...ketika keluhan itu diadukan kepada Sang Maha Pencipta, maka akan meringankan beban berat yang kita derita...
Mengingat bahwa manusia adalah makhluk yang banyak sekali dalam mengeluh, tentu ketika keluhan itu diadukan kepada Sang Maha Pencipta, maka semua itu akan meringankan beban berat yang selama ini kita derita.
Rasulullah shalallahi alaihi wasallam ketika menghadapi berbagai persoalan pun, maka hal yang akan beliau lakukan adalah mengadu ujian tersebut kepada Allah Ta’ala. Karena hanya Allah lah tempat bergantung bagi setiap makhluk.
3. Positive thinking
Positive thinking atau berpikir positif, perkara tersebut sangatlah membantu manusia dalam mengatasi rasa galau yang sedang menghinggapinya. Karena dengan berpikir positif, maka segala bentuk-bentuk kesukaran dan beban yang ada pada dalam diri menjadi terobati karena adanya sikap bahwa segala yang kesusahan-kesusahan yang dihadapi, pastilah mempunyai jalan yang lebih baik yang sudah ditetapkan oleh Allah Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya;
“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Qs Al-Insyirah 5-6).
4. Dzikrullah (Mengingat Allah)
Orang yang senantiasa mengingat Allah Ta’ala dalam segala hal yang dikerjakan. Tentunya akan menjadikan nilai positif bagi dirinya, terutama dalam jiwanya. Karena dengan mengingat Allah segala persoalan yang dihadapi, maka jiwa akan menghadapinya lebih tenang. Sehingga rasa galau yang ada dalam diri bisa perlahan-perlahan dihilangkan. Dan sudah merupakan janji Allah Ta’ala, bagi siapa saja yang mengingatnya, maka didalam hatinya pastilah terisi dengan ketenteraman-ketenteraman yang tidak bisa didapatkan melainkan hanya dengan mengingat-Nya.
...Bersabar, berpikir positif, ingat Allah dan mengadukan semua persoalan kepada-Nya adalah solusi segala persoalan...
Sebagaimana firman-Nya:
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram” (Qs Ar-Ra’du 28).
Berbeda dengan orang-orang yang lalai kepada Allah, yang di mana jiwa-jiwa mereka hanya terisi dengan rasa kegelisahan, galau, serta kecemasan semata. Tanpa ada sama sekali yang bisa menenangkan jiwa-Nya.
Tentunya, sesudah mengetahui tentang faktor-faktor yang dapat mengatasi persoalan galau, maka jadilah orang yang selalu dekat kepada Allah Ta’ala. Bersabar, berpikir positif, mengingat Allah, serta mengadukan semua persoalan kepada-Nya merupakan kunci dari segala persoalan yang sedang dihadapi. Maka dari itu, Janganlah galau, karena sesungguhnya Allah bersama kita. [voa-islam.com] zahi
Share READ MORE - Jangan Galau, Allah Bersama Kita!

Senin, 09 April 2012

PENYULUH IKUTI PELATIHAN IMAM DAN KHOTIB


MUI bekali Imam dan Khatib Jum'at

Salam. Untuk memenuhi tenaga khatib dan imam yang berkualitas dan profesional saat ini dan ke depan sangat diperlukan, apalagi menghadapi tuntutan zaman dengan problem masyarakat yang semakin kompleks, dibutuhkan kreativitas dan skill yang cukup bagi seorang khatib dan imam masjid, karena mereka bertugas membina dan menyampaikan materi dakwah di tengah masyarakat. Tetapi untuk mendapatkan para khatib dan imam yang baik dalam pemahaman, bacaan, dan penyampaian isi materi khutbah tidaklah mudah. Oleh karena itu MUI Kab. Magelang mengadakan kegiatan pelatihan dan pembekalan bagi kader imam dan khatib jum'at se-Kab. Magelang. Pelatihan sehari yang dilaksanakan saat ini adalah Angkatan III berlangsung pada hari Rabu, 15 Pebruari 2012 di Aula Majlis Ta'lim Darul Mukminin Dode Gulon Salam Magelang.

Ketua MUI Kab. Magelang KH. Afifuddin, Lc mengatakan bahwa latar belakang diadakan kegiatan ini adalah keprihatinan MUI terhadap minimnya tenaga Imam dan Khatib yang berkualitas, padahal jika dilihat banyak alumni pesantren dan perguruan tinggi agama yang cukup berpotensi menjadi kader imam dan khatib. "Selama ini proses pengkaderan khatib dan imam di sebagian besar masyarakat kita masih bersifat alami, karena menghormati yang sepuh. Juga karena perhatian masyarakat terhadap eksistensi mereka yang kurang memadahi", katanya. "Di negara Arab terdapat madrasah khusus Imam dan Khatib, bahkan di sana Imam dan Khatib sangat dihargai oleh pemerintah, sebagai contoh Imam Masjidil Haram mendapat insentif 10 ribu riyal per bulan atau setara 25 juta rupiah, belum di masjid yang lain, lha kalau di tempat kita cukup lillahi ta'alaa", imbuhnya.

Kegiatan ini bertujuan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan dasar menjadi khatib dan imam, seperti yang diharapkan oleh sebagian besar jama'ah di masjid dan mushola selama ini. Dan tak kalah pentingnya adalah peningkatan kualitas Imam, karena bagi sebagian besar makmum dalam sholat berjama'ah selalu menghendaki imam yang baik segi bacaannya maupun kualitas keilmuannya agar sholatnya menjadi sempurna. Kegiatan ini dipandang sangat membantu meningkatkan kualitas dakwah Islamiyah, yang dapat berdampak kepada peningkatan kualitas iman dan takwa bagi tercapainya pembangunan nasional sebagaimana amanat undang-undang dasar.

Kegiatan ini dihadiri 150 peserta terdiri utusan 5 Kecamatan (Mungkid, Srumbung, Muntilan, Salam, Ngluwar). Para peserta dibekali dengan materi tentang ke-MUI-an, Fiqh Imam Madzhab, Adab Jum'at, Kerangka menyusun materi Khutbah, retorika dakwah, teknik menyusun materi dakwah, serta materi skill dan keterampilan lainnya yang menunjang kualitas dan pengalaman da'i/khotib, yang disampaikan oleh pengurus MUI Kab. Magelang, di antaranya; KH.A. Labib Asrori, SE, MM, KH. Abdul Aziz Asyhuri, KH. Dzulkarnaen. 

Hadir dalam acara pembukaan : Asisten Bupati Magelang bidang Kesos dan Agama (Drs. H. Asfuri Muhsis, M.Si), Kakankemenag Kab. Magelang (Drs. H. Kudaifah, M.PdI). camat dan unsur Muspika Kec. Salam. Bupati dalam kata sambutannya yang dibacakan oleh Asisten menyambut baik pelaksanaan kegiatan tersebut. "berdasarkan data dari Kankemenag jumlah masjid di Kab. Magelang 2757 buah, mushola 3254 buah, ini menunjukkan perkembangan yang baik, namun demikian untuk mengimbanginya perlu peningkatan kapasitas dan kualitas imam dan khatib", demikian kata Asfuri.  

Kegiatan Pelatihan Imam dan Khatib angkatan IV, akan diselenggarakan tanggal 22 Pebruari 2012 di Aula Pondok Pesantren Raudlotuttholibin Wonosari Prajegsari Tempuran asuhan KH. Ahmad Said Asrori. Adapun nara sumber pada pelatihan tersebut; Dr. HM. Thontowi, M.Ag (Ke-MUI-an), KH. Afifuddin, BA (Tuntunan menjadi Imam), KH. Tohari Syamhari, BA (Metode penyampaian materi Khutbah Jum'at).

(AA. Nur Sholeh, S.Ag, staf sekretariat MUI Kab. Magelang).
Share READ MORE - PENYULUH IKUTI PELATIHAN IMAM DAN KHOTIB

Selasa, 17 Januari 2012

PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN

KULIAH PRA NIKAH

PENDAHULUAN
Setiap orang yang memasuki pintu gerbang kehidupan berkeluarga harus melalui pintu perkawinan. Mereka tentu menginginkan terciptanya suatu keluarga atau rumah tangga yang bahagia sejahtera lahir batin serta memperoleh keselamatan hidup dunia dan akhirat.dari keluarga sakinah inilah kelak akan terwujud mayarakat yang rukun, damai serta makmur, material spiritual.
Kehidupan keluarga dan masyarakat semacam inilah yang menjadi cita-cita dan tujuan pembanguan nasional yang sedang dan akan terus dilaksanakan oleh pemerintah dan rakyat Indonesia.
Pernikahan mempunyai tujuan :
  1. Untuk memperoleh ketenangan hidup
  2. Untuk menjaga kehormatan dan pandangan mata
  3. Untuk mendapat keturunan
Agar tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik maka bagi orang yang akan menikah perlu meningkatkan pengetahuan dan pengertian tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan perkawinan, dan kapan idealnya sebuah perkawinan dilaksanakan?

PERKAWINAN
Awal dari kehidupan berkeluarga adalah dengan melaksanakan perkawinan dengan ketentuan agama dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Perkawinan yang tidak dilaksanakan sesuai dengan agama dan peraturan perundangan yang berlaku, kelak dapat mengakibatkan timbulnya masalah dalam kehidupan keluarga.Sedangkan hidup bersama sebagai suami istri diluar perkawinan adalah perzinaan. Dan perzinaan adalah perbuatan terkutuk dan termasuk salah satu dosa besar.
Dalam Undang-Undang Perkawinan dan hukum Perkawinan Islam terdapat ketentuan dan peraturan tentang dasar,tujuan ,rukun dan syarat perkawinan, secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut :
Dasar dan Tujuan
Menurut Peraturan Perundang-undangan dasar dan tujuan perkawinan menurut Undang-Undang No 1 tahun 1974 tentang perkawinan tercantum dalam pasal 1 dan pasal 2. Dalam pasal 1 dijelaskan sbagai berikut : Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan ttujuan membentuk keluarga (rumah Tangga) yang sejahtera bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Selanjutnya dalam pasal 2 dinyatakan bahwa : Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masaing-masing agamanya dan kepercayaannya. Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku

Dasar dan tujuan perkawinan dalam Islam
Menurut Al Qur'an
Melaksanakan sunnatullah debagaimana tersebut dalam surat An Nuur ayat 32 :
"dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian[1035] diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui"
Menurut Hadist
Melaksanakan Sunnah rasul sebagaimana tersebut dalam Hadist nabi SAW
Artinya : "Perkawinan adalah peraturanku,barang siapa yang benci kepada peraturanku, bukanlah ia termasuk umatku". (HR Bukhari dan Muslim).
Tujuan
Tujuan pokok perkawinan dalam Islam adalah sebagaimana firman Allah dalam surat Ar Ruum 21 : "dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."
Untuk memelihara pandangan mata dan menjaga kehormatan diri sebagaimana dinyatakan dalam Hadist Nabi SAW :
Artinya : Dari Abdullah bin Mas'ud ia berkata,telah berkata kepada kami Rasulullah SAW ; Hai sekalian pemida,barang siapa diantara kamu telah sanggup kawin maka hendaklah ia kawin,maka sesungguhnya kawin itu menghalangi pandangan 9terhadap yang dilarang oleh agama) dan memelihara faraj.Dan barang siapa yang tidak sanggup hendaklah berpuasa.karena puasa itu adalah perisai baginya ( HR Bukhari dan Muslim)
Selain itu perkawinan dalam Islam adalah bertujuan untuk mendapatkan keturunan yang sah serta sehat jasmani,rohani dan sosial,mempererat dan memperluas hubungan kekeluargaan dan membangun hari depan individu,keluarga dan masyarakat yang lebih baik
Syarat , Rukun dan Larangan Perkawinan
Menurut Peraturan Perundang-Undangan
Dalam Undang-Undang Perkawinan Pasa 6 sebagai berikut :
Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai
Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai usia 21 tahun harus mendapat izin kedua orang tua
Dalam Pasal 7 ayat (1) disebutkan Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun
Rukun Pernikahan :
1. Adanya calon mempelai pria dan wanita
2. Adanya wali dari calon mempelai wanita
3. Dua orang saksi
4. Adanya ijab dan qabul
Larangan Perkawinan
Seorang pria dilarang menikah dengan seorang wanita dalam arti jika terjadi hal tersebut,maka nikahnya batal apabila:
Karena adanya hubungan mahram antara pria dan wanita disebabkan :kerabat dekat, hubungan sesusuan,hubungan persemendaan
Tidak terpenuhinya rukun nikah
Terjadinya murtad bagi yang beragama Islam

HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI MENURUT UU NO 1 tahun 1974
Hak dan kewajiban suami istri menurut UU No 1 tahun 1974 tentang perkawinan tercantum pada pasal 30 dan 31 adalah : Dalam pasal 30 dinyatakan bahwa : Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat. Kemudian dalam pasal 31 dinyatakan :
Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.
Masing-masing fihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum
Suami adalah kepala rumah tangga dan istri ibu rumah tangga.
Mengenai kewajiban suami istri selanjutnya dijelaskan dalam pasal 33 : Suami istri wajib saling cinta mencintai,hormat menghormati,setia dan memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain. Dalam pasal 34 dinyatakan :
Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.
Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya.
Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan gugatan ke pengadilan
Mengenai rumah tinggal sebagai tempat kediaman suami istri dijelaskan dalam pasal 32 sebagai berikut :
Suami istri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap.
Rumah tempat kediaman yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini ditentukan oleh suami istri bersama.
Dalam Islam hak dan kewajiban suami istri adalah sebagai berikut :
Hak istri
Hak mengenai harta yaitu mahar atau mas kawin dan nafkah.
Hak mendapat perlakuan yang baik dari suami.
Hak suami
Istri hendaklah taat kepada suami dalam melaksanakan urusan rumah tangga,selama suami menjalankan ketemtuan-ketentuan Allah yang berhubungan dengan kehidupan suami istri.
Mengurus dan menjaga rumah tangga, terutama di dalamnya memelihara anak.
Hak bersama suami istri
Halalnya pergaulan sebagai suami istri, dan kesempatan saling menikmati atas dasar kerja sama dan saling memerlukan.
Sucinya hubungan perbesanan, dalam hal ini istri haram bagi pihak keluarga laki-laki suami sebagaimana suami haram bagi pihak keluarga peremuan istri
Berlaku hak pusaka mempusakai,apabila salah seorang diantara suami istri meninggal,walaupun keduanya belum bercampur,maka salah satu berhak mewarisi
Perlakuan dan pergaulan yang baik, menjadi kewajiban suami istri untuk saling berlaku dan bergaul dengan baik,sehingga suasana menjadi tentram,rukun dan penuh kedamaian.
Kewajiban Istri
Nabi Muhammad SAW bersabda :
Artinya : Wanita yang terbaik ialah wanita yang menarik hatimu bila kau pandang dan taat bila kau perintah, dan tahu menjaga kehormatannya bila kau sedang pergi dan berhati-hati menjaga hartamu (HR Attabroni )
Kewajiban Suami
Memelihara,memimpin dan membimbing keluarga lahir dan batin,serta menjaga dan bertanggung jawab atas keselamatan dan kesejahteraannya.
Memberi nafkah sesuai dengan kemampuan serta mengusahakan keperluan keluarga terutama sandang pangan dan papan.
Membantu tugas-tugas istri terutama dalam hal memelihara anak dan mendidik dngan penuh tanggung jawab
Memberi kebebasan berfikir dan bertindak kepada istri sesuai dengan ajaran agama, tidak mempersulit apalagi membuat istri menderita lahir batin yang dapat mendorong istri berbuat salah
Dapat mengatsi keadaan,mencari penyelesaian secara bijaksana dan tidak berbuat sewenang-wenang.


KAPAN SEBAIKNYA MENIKAH?
Menurut Undang-Undang usia/umur bagi calon mempelai pria minimal 19 tahun dan bagi calon mempelai wanita minimal 16 tahun
Usia ideal menikah adalah pria usia 25 tahun dengan alasan pria tersebut mampu secara jasmani dan rohani untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Usia ideal perempuan 20 tahun dengan alasan wanita tersebut siap untuk mereproduksi
2 Mampu nikah
Dalam ilmu fiqih menyatakan bahwa orang muslim yang sudah mampu melaksanakan pernikahan,maka bagi mereka yang terkena hukum wajib nikah.Kemampuan tersebut meliputi, kematangan mental,kemampuan fisik,serta biaya untuk berumah tangga
Memilih calon suami /istri
Memilih calon suami/Istri ideal
Untuk memilih calon suami/istri ideal sebaiknya seseorang berusaha secara wajar,tidak perlu berlebihan.Minimal perlu dipertimbangkan dari segi agama,watak.tabiat dan akhlak serta yang lebih utama perlu disadari bahwa ada kekurangan maupun kelebihannya.
Kriteria calon istri/suami
Rasulullah SAW menyarankan dalam hal memilih calon istri/suami dengan memberi petunjuk empat kriteria yang harus dipenuhi ,yaitu :
1). Karena kekayaannya
2). Karena keturunannya
3). Karena kecantikannya/ketampanannya
4). Karena agamanya,itulah yang lebih baik bagimu , sebagaimana disebutkan dalan hadist yang artinya :  
Wanita itu dinikahi karena empat hal,yaitu hartanya,keturunannya,kecantikannya dan agamanya.maka pilihlah wanita yang mempunyai agama,jika tidak kamu akan binasa (HR Bukhari dan Muslim)
Dari keempat macam kriteria tersebut saesu ngguhnya faktor agama dan akhlak adalah merupakan ukuran pertama dan yang paling utama dibanding lainnya.memang memilih calon istri/suami.
Bila prinsip-prinsip tersebut di atas dapat dilaksanakan dengan baik, maka dapat diharapkan terciptanya kebahagiaaan dan kesejahteraan rumah tangga. Dengan diawali oleh pergaulan yang baik,maka hubungan suami istri akan tumbuh menjadi cinta kasih yang membuahkan ketentraman dan kebahagiaan rumah tangga.
Berpangkal dari sini semua maka akan terwujud benih kesehatan jasmani dan rohani, betah tinggal di rumah dan terbinalah pula akhlak mulia bersendikan ajaran agama yang gerak pengamalannya tidak hanya terbatas keluarga seisi rumah saja tetapi berkembang ke masyarakat sekitarnya dan sanak saudara.
Karena keluarga sebagai inti dari masyarakat mempunyai peranan yang menentukan dalam kebahagiaan, ketenangan masyarakat umum. Jika keluarga itu bahagia, tenang, tentram dan penuh pengertian serta penuh dengan kasih saying, maka susasna seperti ini akan memantul dan bergema dalam masyarakat demikian sebaliknya.
Rumah tangga sakinah tidak identik dengan rumah tangga yang terpenuhi segala materinya. Materi memang diperlukan dalam membina rumah tangga,tetapi materi tidaklah menentukan segala-galanya.
Kita seringkali menyaksikan rumah tangga yang memiliki segala macam perlengkapan mewah tetapi didalamnya gersang dan tidak pernah bersemi perasaan bahagia. Itulah sebabnya pilihan Rasulullah SAW tetap merupakan yang paling tepat mengenai pemilihan jodoh yang taat beragama,karena rasa bahagia hanya dapat bersemi dalam sanubari orang yang pandaImensyukuri nikmat,sikap mental seperti inilah hanya dapat dimiliki oleh orang-orang yang pandai mengamalkan agama.

PENUTUP
Perkawinan merupakan perjanjian yang kokoh (mitsaqan ghalidzan) maka diperlukan berbagai persiapan baik mental, material maupun spiritual dan yang paling pokok adalah usia yang matang atau dewasa agar tercapai apa yang menjadi cita-cita semua orang yaitu bahagia sejahtera di dunia dan akhirat.

Disajikan oleh Drs. H. Ilham Subagyo (Penyuluh Agama Kec. Srumbung)
Pada kegiatan Advokasi dan Komunikasi informasi dan Edukasi
Tentang KRR di Balai Desa Polengan Srumbung Senin, 21 Nopember 2011.
Share READ MORE - PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN

Kamis, 12 Januari 2012

Islam, Kurap dan Kudis

Oleh: Ahmad Saleh MS, PAH Kota Palembang
 
 TRIBUNNEWS.COM - Penduduk Indonesia berjumlah lebih kurang 200 juta lebih, 90 persen menganut agama Islam. Tetapi yang mengamalkan ajaran rahmatan lil alamin ini baru 60 persen, sisanya yang 30 persen terkena penyakit kudis alias kurang disiplin dan kurang perhatian (kurap).
Kenapa dengan kurap dan kudis? Sikap mereka yang cuek bebek bikin kita prihatin. Betapa tidak. Ketika mereka diajak dan dipanggil lewat kumandangan azan melalui media televisi, masjid, mushala, dan surau di tepian sungai yang airnya jernih mengalir, agar menunaikan ibadah salat tidak pernah digubris.
Panggilan mulia itu dianggap biasa-biasa saja, bagaikan angin sepoi berlalu. Mereka tetap tidak juga beranjak dari tempatnya dan masih kesemsem dengan urusan dunia.
Yang berdagang di kala maghrib masih sibuk dengan urusan dagangannya. Sopir tetap beraksi menjalankan mobil angkutannya. Pegawai yang di kala zuhur tiba tetap sibuk dengan peristirahatannya. Begitu pula politisi masih sibuk dengan perbantahannya. Yang muda-muda apalagi, mereka asyik dengan dunia kebut-kebutannya.
Padahal bagi umat Islam salat adalah perintah Allah SWT yang wajib dilaksanakan. Bagi yang tidak melakukannya akan mendapat dosa. Sebab salat lima waktu itu hukumnya fardhu 'ain (diwajibkan atas setiap muslim laki-laki dan perempuan yang dewasa).
Salat berasal dari bahasa Arab yang berarti doa dan doa adalah permohonan.
"Dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka." (QS At-Taubah (9): 103).
Sedangkan menurut istilah syara', salat adalah ibadah yang dikerjakan umat Islam dimulai dari takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam sesuai dengan syarat dan rukunnya.
Ini adalah pendapat ulama fiqh, di antaranya Imam Taqiyuddin Abi Bakar bin Muhammad al-Husaini al-Hishni ad-Dimasqy as-Syafii dalam kitabnya Kifayah al-Akhyar dan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari dalam kitabnya Perukunan Besar. (Islam Digest, Edisi Ahad, 15 Agustus 2010).
  Tiang Penyangga
Salat itu adalah tiang agama yang utama dibandingkan tiang agama lainnya. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Agama dibangun atas lima tiang penyangga. Yang pertama syahadat, dua salat, tiga puasa, empat zakat dan lima adalah naik haji ke Mekkah al-Mukarromah bagi orang yang mampu." (HR Bukhari dan Muslim dari Umar Ibnul Khatthab ra).
Di akherat nanti, seperti sabda Nabi Muhammad SAW, akan dipertanyakan terlebih dulu kepada manusia di Padang Mahsyar nanti tentang salat. Bila salatnya baik maka akan baik pula semua amal perbuatan di dunia, apa pun bentuknya. Demikian pula bila amal ibadah salat kita ternyata tidak baik, angka merah, apalagi sampai tidak dikerjakan sama sekali selama hidup, maka seluruh amal yang diperbuat di dunia ini akan ditolak, termasuk amal ibadah haji sekalipun.
Makna esensi hadist ini adalah semua amal ibadah, diterima atau ditolak. tergantung bagaimana salatnya, dikerjakan atau tidak sama sekali. Sedangkan tegak berdirinya agama juga terletak pada salat. Kalau tidak dikerjakan akan runtuhlah agamanya. Maknanya, barangsiapa tidak melaksanakan berarti otomatis agamanya runtuh.
Rasulullah SAW juga menekankan, seperti sabda beliau berikut ini: "Barangsiapa meninggalkan salat dengan sengaja, tidak disebabkan uzur syar'i, maka kafir dengan nyata." (HR Bukhari dan Muslim).
Mengapa Rasulullah SAW sangat menekankan ibadah salat? Karena ada dua manfaat yang bisa dipetik dari ibadah salat. Pertama, mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kedua, membimbing umat agar selalu dalam kedamaian.
  Beruntung
Menurut Prof Dr Mahmud Syaltut, dengan salat lima waktu seorang muslim mengingat Tuhannya dalam masa yang berurutan pada siang dan malam hari. Dengan salat ini pula ia mengulangi kehadirannya di hadapan Tuhan.
Alquranulkarim telah menampilkan salat dari beberapa segi, di antaranya sifat orang-orang yang bertakwa dan bisa mengambil manfaat dari kitabullah. Mereka yang bersifat dengan sifat-sifat seperti itu termasuk orang-orang yang memperoleh petunjuk dari Tuhan dan mereka adalah orang-orang yang beruntung. (QS Al- Baqarah (2): 1-5).
Salat juga merupakan salah satu unsur dari unsur-unsur kebaikan dan kebenaran yang telah ditetapkan Allah SWT bagi hamba-Nya, diseru-Nya mereka untuk menunaikannya dan dijadikan-Nya unsur tersebut sebagai kebenaran keimanan mereka dan bahwa mereka adalah orang-orang yang bertakwa. (QS 2: 177).
Alquranulkarim juga menampilkan salat dan menetapkannya sebagai amalan pertama sesudah keimanan, yang dalam hal ini menunjukkan kebenaran keimanan tersebut dan memberikan hak kepada pemiliknya untuk dikelompokkan ke dalam lingkungan persaudaraan kaum mukminin. (QS 9:11).
Sebaliknya Alquran juga menegaskan bahwa meninggalkan salat pertanda tenggelamnya seorang manusia ke dalam hawa nafsu dan jalan kejatuhan ke dalam jurang kecelakaan dan kesesatan. Juga merupakan salah satu sebab di antara sebab-sebab keabadian di dalam neraka. (QS Maryam (19): 59 dan QS Al-Muddatstsir (74): 38-47).
Demikian pula Alquran telah menjadikan lalai terhadap salat dan tidak memperhatikan makna dan ruhnya sebagai tanda mendustakan hari pembalasan. (QS Al-Ma'un (107): 1-7).
Luqman sendiri mewasiatkan kepada anaknya agar mendirikan salat. "Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh) Allah." (QS Luqman 17).
  Ampunan
Akhirnya, kita banyak berharap agar orang yang terkena penyakit kurap terhadap berbagai masalah atau kejadian yang menimpa negeri tercinta ini seperti gempa, tsunami, gunung meletus, lumpur lapindo, banjir, kebakaran, huru-hara dan pelanggaran HAM ini bisa segera bangkit dan mengharapkan ampunan Allah SWT.
Semoga keselamatan tetap dinikmati dan sangat didambakan. Kepada umat Islam yang masih tetap istiqomah tetaplah mematuhi Undang-undang Allah, rasul dan pemerintah, melaksanakan ajaran Islam dalam setiap rona kehidupan karena Islam itu bukan hanya pengakuan namun harus disertai perbuatan.
Share READ MORE - Islam, Kurap dan Kudis

Rabu, 11 Januari 2012

Menjadi Pendengar Yang Baik

Para bijak yang mengatakan, "Satu-satunya alasan kita mendengarkan adalah karena kita tahu bahwa kita bisa berbicara berikutnya" membuat titik yang tepat. Keterampilan mendengarkan dengan baik, bagaimanapun, adalah salah satu elemen paling penting untuk karir yang sukses.. Seorang CEO dari perusahaan terkenal pernah ditanya pertanyaan ini dari seorang karyawan baru dalam sebuah pertemuan orientasi: "Apa kunci sukses Anda?" Jawabannya: ". Saya pikir saya pendengar yang baik"

Kita begitu mudah terganggu ketika kita menanggapi ponsel kita, obrolan dengan orang di samping kita, sehingga kita kehilangan apa yang dikatakan orang yang sedang berbicara di depan. Kita harus menemukan cara untuk memperhatikan. Mari kita coba atasi hal ini - kita harus ada ketika kita ada. Cara utama untuk "ada ketika Anda ada" adalah meningkatkan keterampilan mendengarkan Anda. Berikut adalah beberapa tips tentang cara meningkatkan pendengaran Anda hari ini dalam rangka untuk membayar perhatian yang lebih baik.

Jeda sebelum memberikan tanggapan. Hanya jeda tiga detik akan mendorong orang yang berbicara untuk memberi Anda informasi lebih lanjut atau memberikan Anda waktu untuk mempersiapkan jawaban yang ringkas dan relevan dalam respon. Praktek tiga-hitungan untuk mendapatkan dalam kebiasaan untuk jeda sebelum memberikan umpan balik.

Dengarkan untuk mengajukan pertanyaan. Bahkan jika Anda tidak bisa mengajukan pertanyaan, hanya memikirkan pertanyaan akan memotivasi Anda untuk memproses informasi dan tetap terhubung dengan orang yang berbicara. Orang yang banyak bicara, berarti mendominasi percakapan; tetapi orang yang mengajukan pertanyaan, maka ia mengontrol pembicaraan. Pertanyaan memungkinkan Anda untuk sedikit berbicara dan juga memiliki pengaruh positif pada arah pembicaraan.

Ketika Anda mendengarkan, kontraskan waktu yang Anda habiskan mendengarkan dibandingkan berbicara. Presiden Lyndon Johnson menulis di dinding kantornya, "Kau tidak belajar apa-apa ketika Anda berbicara." Lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Jika Anda menemukan diri Anda berbicara terlalu banyak, cukup putar topik Anda menjadi pertanyaan terbuka. Sebagai contoh, jika Anda berbicara tentang World Series, Anda dapat berhenti sejenak dan bertanya, "Bagaimana perasaan Anda tentang Seri pergi ke November?" Kemudian duduk kembali dan mendengarkan. Anda segera pergi dari pembicara ke pendengar.

Dengarkan dengan tidak menjustifikasi. Ketika Anda mendengarkan, jangan biarkan emosi Anda mengganggu. Tetap dengan pemahaman pesan dan bukan bagaimana Anda merasa tentang pesan. Kenali bias Anda dan jangan biarkan mereka membuat Anda dari memahami pesan. Ketika Anda mendengarkan dengan emosional, secara mental anda mungkin mulai untuk menolak bahkan ketika pembicara masih memberi Anda informasi penting.

Akhirnya, terlihat dan terdengar menyenangkan saat Anda mendengarkan. Terlihat seperti Anda membayar perhatian; bersandar ke depan, melakukan kontak mata, postur menunjukkan terbuka, dan suara mendorong. Gunakan kata-kata umpan balik seperti, "oh," "ceritakan lebih banyak," dan "yang harus sulit," dengan nada ke atas untuk suara Anda untuk mendorong informasi lebih lanjut.

Seperti kata Voltaire lama, "Ketika Anda mendengarkan, Anda memiliki kekuatan; Ketika Anda berbicara, Anda memberikannya pergi.." speakingtips.com
Share READ MORE - Menjadi Pendengar Yang Baik

Selasa, 10 Januari 2012

AL-WATHONY TAMPIL DI HAB KEMENAG-66

Dengan bermodalkan semangat dan mental yang kuat group rebana modern POKJALUH Agama Islam Kab. Magelang "Al-Wathony" tampil di depan keluarga besar Kantor Kementerian Agama Kab. Magelang pada acara resepsi Hari Amal Bhakti (HAB) Kemenag ke-66 yang dilaksanakan pada hari, tanggal Selasa, 4 Januari 2012 bertempat di Aula GSG KPRI KOKARDA Kankemenag Kab. Magelang.
Di depan sekitar 500 tamu undangan, mereka tampil menyuguhkan sajian musik padang pasir dan modern, dipandu oleh Ka' Anwar (PAH) yang bermain organ dikolaborasikan dengan musik rebana, Al-Wathony tampil menggugah semangat bermusik Islami.
Drs. KH. Asro'i Tohir, M.Pd.I selaku penceramah memberikan apresiai positif, tak kurang Wakil Bupati Magelang H. Zaenal Artifin, SH juga menyambut dengan hangat kehadiran Al-Wathony.
Personel Al-Wathony yang tampil adalah, Vokalis : Hj. Nadiroh, Nuryati, Umi, Huril, Malika. Musik : Fauzi (J-dor), Warsono (Kempul), Hera (Tamborin), Rahma, Zuleka, Ato', Risun (Akustik Rebana).    
Share READ MORE - AL-WATHONY TAMPIL DI HAB KEMENAG-66

Senin, 09 Januari 2012

Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak produktif, dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar dan di berbagai kesempatan. Problem pun berlanjut ke arah konflik antar umat beragama seperti penyerangan Ahmadiyah, perekrutan NII, bom buku di Jakarta, bom masjid di Cirebon, bom gereja di Solo hingga teroro dengan usaha untuk meracuni anggota kepolisian, bahkan berita terbaru perusakan komplek penganut Syi'ah di Sampang Madura. Semua pemberitaan tersebut merujuk kepada tingginya kerentanan keagamaan dan terpuruknya karakter bangsa yang berujung kepada intoleransi, radikalisme dan terorisme di kalangan masyarakat. Berbagai alternatif penyelesaian diajukan seperti peraturan bersama 2 Menteri no. 8 & 9 Tahun 2006, undang-undang, peningkatan upaya pelaksanaan dan penrapan hukum yang lebih kuat.
Upaya lain yang banyak dikemukakan untuk mengatasi paling tidak menguranginya adalah upaya pembangunan karekter bangsa melalui penanaman nilai dan semangat nasionalisme di kalangan pemuda, karena mereka dianggap sebagai basis potensial untuk mengembangkan sikap toleransi dan kerukunan di kalangan umat beragama. Maka upaya untuk melakukan sosialisasi tentang kerukunan harus terus digalakkan antara lain dalam bentuk dialog, seminar, workshop, dan lain sebagainya.
Demikian kesimpulan kegiatan Seminar Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Magelang yang diselenggarakan oleh Komunitas Pemuda Peduli Kerukunan (KOMPPEK) Kab. Magelang di Hotel Pondok Tingal Borobudur (31/12/11). Seminar ini menghadirkan nara sumber : Prof. Dr. H. Sihabuddin Qalyubi (UIN Jogjakarta), Drs. H. Rahmat (Ketua FKUB Kab. Magelang), Karya Humanita, S.Sos (Ka Kesbangpol Kab. Magelang), KHM. Yusuf Khudlori (Pengasuh API Tegalrejo). Dihadiri oleh 200 peserta terdiri unsur ormas kepemudaan lintas agama se Kab. Magelang, seperti : DPD KNPI, GP Anshor, Fatayat, IPNU, IPPNU, PMIII, IMM, IPM, Nasyi'atul Aisyiyah, unsur pemuda lintas agama, Katholik, Kristen, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu.
"Dalam seminar ini kita pertemukan beberapa tokoh pemuda lintas agama agar terjadi komunikasi dengan semangat kebersamaan memupuk tali persaudaraan, mengantisipasi kejadian yang mengancam kerukunan umat beragama di Kab. Magelang pada khususnya menjelang dan selama perayaan Natal dan Tahun Baru 2011 ini, disamping itu memberikan masukan positif terhadap Pemerintah Daerah dalam meningkatkan perhatian dan pembinaannya terhadap eksistensi FKUB karena selama ini perhatian pemerintah daerah selama ini masih dianggap kurang". Demikan koordinator KOMPPEK H. Muslih,M.PdI selaku ketua panitia memberikan pernyataannya. -ans-

Share READ MORE -

FB