Senin, 23 April 2012

Jangan Galau, Allah Bersama Kita!


Zaman sekarang berbagai masalah makin kompleks. Entah itu komplikasi dari masalah keluarga yang tak kunjung selesai, masalah hutang yang belum terbayar, bingung karena ditinggal pergi oleh sang kekasih, ataupun masalah-masalah lain. Semuanya bisa membuat jiwa seseorang jadi kosong, lemah atau merana.
“Galau!!” merupakan sebuah kata-kata yang sedang naik daun, di mana kata-kata itu menandakan seseorang tengah dilanda rasa kegelisahan, kecemasan, serta kesedihan pada jiwanya. Tak hanya laku di facebook atau twitter saja, bahkan di media televisi pun orang-orang seakan-akan dicekoki dengan kata-kata “galau” tersebut.
Pada dasarnya, manusia adalah sesosok makhluk yang paling sering dilanda kecemasan. Ketika seseorang dihadapkan pada suatu masalah, sedangkan dirinya belum atau tidak siap dalam menghadapinya, tentu jiwa dan pikirannya akan menjadi guncang dan perkara tersebut sudahlah menjadi fitrah bagi setiap insan.
...Jangankan kita manusia biasa, bahkan Rasulullah pun pernah mengalami keadaan keadaan galau pada tahun ke-10 masa kenabiannya...
Jangankan kita sebagai manusia biasa, bahkan Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wasallam pun pernah mengalami keadaan tersebut pada tahun ke-10 masa kenabiannya. Pada masa yang masyhur dengan ‘amul huzni (tahun duka cita) itu, beliau ditinggal wafat oleh pamannya, Abu Thalib, kemudian dua bulan disusul dengan wafatnya istri yang sangat beliau sayangi, Khadijah bintu Khuwailid.
Sahabat Abu Bakar, ketika sedang perjalanan hijrah bersama Rasulullah pun di saat berada di dalam gua Tsur merasa sangat cemas dan khawatir dari kejaran kaum Musyrikin dalam perburuan mereka terhadap Rasulullah. Hingga turunlah surat At-Taubah ayat 40 yang menjadi penenang mereka berdua dari rasa kegalauan dan kesedihan yang berada pada jiwa dan pikiran mereka.

Jangan Galau, Innallaha Ma’ana!
Allah Ta’ala berfirman, “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kami” (QS. At Taubah: 40)
Ayat di atas mungkin dapat menjadikan kita agar lebih merenungi lagi terhadap setiap masalah apapun yang kita hadapi. Dalam setiap persoalan yang tak kunjung terselesaikan, maka hadapkanlah semua itu kepada Allah Ta’ala. Tak ada satupun manusia yang tak luput dari rasa sedih, tinggal bagaimana kita menghadapi kesedihan dan kegalauan tersebut.
...Allah telah memberikan solusi kepada manusia untuk mengatasi rasa galau yang sedang menghampiri jiwa...
Adakalanya, seseorang berada pada saat-saat yang menyenangkan, tetapi, ada pula kita akan berada pada posisi yang tidak kita harapkan. Semua itu sudah menjdai takdir yang telah Allah Ta’ala tetapkan untuk makhluk-makhluk Nya.
Tetapi, Allah Ta’ala juga telah memberikan solusi-solusi kepada manusia tentang bagaimana cara mengatasi rasa galau atau rasa sedih yang sedang menghampiri jiwa. Karena dengan stabilnya jiwa, tentu setiap orang akan mampu bergerak dalam perkara-perkara positif, sehingga dapat membuat langkah-langkahnya menjadi lebih bermanfaat, terutama bagi dirinya lalu untuk orang lain.
Berikut ini adalah kunci dalam mengatasi rasa galau;
1. Sabar
Hal pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika menghadapi cobaan yang tiada henti adalah dengan meneguhkan jiwa dalam bingkai kesabaran. Karena dengan kesabaran itulah seseorang akan lebih bisa menghadapi setiap masalah berat yang mendatanginya.
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (Qs. Al-Baqarah 153).
Selain menenangkan jiwa, sabar juga dapat menstabilkan kacaunya akal pikiran akibat beratnya beban yang dihadapi.
2. Adukanlah semua itu kepada Allah
Ketika seseorang menghadapi persoalan yang sangat berat, maka sudah pasti akan mencari sesuatu yang dapat dijadikan tempat mengadu dan mencurahkan isi hati yang telah menjadi beban baginya selama ini. Allah sudah mengingatkan hamba-Nya di dalam ayat yang dibaca setiap muslim minimal 17 kali dalam sehari:
“Hanya kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan” (QS. Al Fatihah 5).
...ketika keluhan itu diadukan kepada Sang Maha Pencipta, maka akan meringankan beban berat yang kita derita...
Mengingat bahwa manusia adalah makhluk yang banyak sekali dalam mengeluh, tentu ketika keluhan itu diadukan kepada Sang Maha Pencipta, maka semua itu akan meringankan beban berat yang selama ini kita derita.
Rasulullah shalallahi alaihi wasallam ketika menghadapi berbagai persoalan pun, maka hal yang akan beliau lakukan adalah mengadu ujian tersebut kepada Allah Ta’ala. Karena hanya Allah lah tempat bergantung bagi setiap makhluk.
3. Positive thinking
Positive thinking atau berpikir positif, perkara tersebut sangatlah membantu manusia dalam mengatasi rasa galau yang sedang menghinggapinya. Karena dengan berpikir positif, maka segala bentuk-bentuk kesukaran dan beban yang ada pada dalam diri menjadi terobati karena adanya sikap bahwa segala yang kesusahan-kesusahan yang dihadapi, pastilah mempunyai jalan yang lebih baik yang sudah ditetapkan oleh Allah Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya;
“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Qs Al-Insyirah 5-6).
4. Dzikrullah (Mengingat Allah)
Orang yang senantiasa mengingat Allah Ta’ala dalam segala hal yang dikerjakan. Tentunya akan menjadikan nilai positif bagi dirinya, terutama dalam jiwanya. Karena dengan mengingat Allah segala persoalan yang dihadapi, maka jiwa akan menghadapinya lebih tenang. Sehingga rasa galau yang ada dalam diri bisa perlahan-perlahan dihilangkan. Dan sudah merupakan janji Allah Ta’ala, bagi siapa saja yang mengingatnya, maka didalam hatinya pastilah terisi dengan ketenteraman-ketenteraman yang tidak bisa didapatkan melainkan hanya dengan mengingat-Nya.
...Bersabar, berpikir positif, ingat Allah dan mengadukan semua persoalan kepada-Nya adalah solusi segala persoalan...
Sebagaimana firman-Nya:
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram” (Qs Ar-Ra’du 28).
Berbeda dengan orang-orang yang lalai kepada Allah, yang di mana jiwa-jiwa mereka hanya terisi dengan rasa kegelisahan, galau, serta kecemasan semata. Tanpa ada sama sekali yang bisa menenangkan jiwa-Nya.
Tentunya, sesudah mengetahui tentang faktor-faktor yang dapat mengatasi persoalan galau, maka jadilah orang yang selalu dekat kepada Allah Ta’ala. Bersabar, berpikir positif, mengingat Allah, serta mengadukan semua persoalan kepada-Nya merupakan kunci dari segala persoalan yang sedang dihadapi. Maka dari itu, Janganlah galau, karena sesungguhnya Allah bersama kita. [voa-islam.com] zahi
Share READ MORE - Jangan Galau, Allah Bersama Kita!

Senin, 09 April 2012

PENYULUH IKUTI PELATIHAN IMAM DAN KHOTIB


MUI bekali Imam dan Khatib Jum'at

Salam. Untuk memenuhi tenaga khatib dan imam yang berkualitas dan profesional saat ini dan ke depan sangat diperlukan, apalagi menghadapi tuntutan zaman dengan problem masyarakat yang semakin kompleks, dibutuhkan kreativitas dan skill yang cukup bagi seorang khatib dan imam masjid, karena mereka bertugas membina dan menyampaikan materi dakwah di tengah masyarakat. Tetapi untuk mendapatkan para khatib dan imam yang baik dalam pemahaman, bacaan, dan penyampaian isi materi khutbah tidaklah mudah. Oleh karena itu MUI Kab. Magelang mengadakan kegiatan pelatihan dan pembekalan bagi kader imam dan khatib jum'at se-Kab. Magelang. Pelatihan sehari yang dilaksanakan saat ini adalah Angkatan III berlangsung pada hari Rabu, 15 Pebruari 2012 di Aula Majlis Ta'lim Darul Mukminin Dode Gulon Salam Magelang.

Ketua MUI Kab. Magelang KH. Afifuddin, Lc mengatakan bahwa latar belakang diadakan kegiatan ini adalah keprihatinan MUI terhadap minimnya tenaga Imam dan Khatib yang berkualitas, padahal jika dilihat banyak alumni pesantren dan perguruan tinggi agama yang cukup berpotensi menjadi kader imam dan khatib. "Selama ini proses pengkaderan khatib dan imam di sebagian besar masyarakat kita masih bersifat alami, karena menghormati yang sepuh. Juga karena perhatian masyarakat terhadap eksistensi mereka yang kurang memadahi", katanya. "Di negara Arab terdapat madrasah khusus Imam dan Khatib, bahkan di sana Imam dan Khatib sangat dihargai oleh pemerintah, sebagai contoh Imam Masjidil Haram mendapat insentif 10 ribu riyal per bulan atau setara 25 juta rupiah, belum di masjid yang lain, lha kalau di tempat kita cukup lillahi ta'alaa", imbuhnya.

Kegiatan ini bertujuan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan dasar menjadi khatib dan imam, seperti yang diharapkan oleh sebagian besar jama'ah di masjid dan mushola selama ini. Dan tak kalah pentingnya adalah peningkatan kualitas Imam, karena bagi sebagian besar makmum dalam sholat berjama'ah selalu menghendaki imam yang baik segi bacaannya maupun kualitas keilmuannya agar sholatnya menjadi sempurna. Kegiatan ini dipandang sangat membantu meningkatkan kualitas dakwah Islamiyah, yang dapat berdampak kepada peningkatan kualitas iman dan takwa bagi tercapainya pembangunan nasional sebagaimana amanat undang-undang dasar.

Kegiatan ini dihadiri 150 peserta terdiri utusan 5 Kecamatan (Mungkid, Srumbung, Muntilan, Salam, Ngluwar). Para peserta dibekali dengan materi tentang ke-MUI-an, Fiqh Imam Madzhab, Adab Jum'at, Kerangka menyusun materi Khutbah, retorika dakwah, teknik menyusun materi dakwah, serta materi skill dan keterampilan lainnya yang menunjang kualitas dan pengalaman da'i/khotib, yang disampaikan oleh pengurus MUI Kab. Magelang, di antaranya; KH.A. Labib Asrori, SE, MM, KH. Abdul Aziz Asyhuri, KH. Dzulkarnaen. 

Hadir dalam acara pembukaan : Asisten Bupati Magelang bidang Kesos dan Agama (Drs. H. Asfuri Muhsis, M.Si), Kakankemenag Kab. Magelang (Drs. H. Kudaifah, M.PdI). camat dan unsur Muspika Kec. Salam. Bupati dalam kata sambutannya yang dibacakan oleh Asisten menyambut baik pelaksanaan kegiatan tersebut. "berdasarkan data dari Kankemenag jumlah masjid di Kab. Magelang 2757 buah, mushola 3254 buah, ini menunjukkan perkembangan yang baik, namun demikian untuk mengimbanginya perlu peningkatan kapasitas dan kualitas imam dan khatib", demikian kata Asfuri.  

Kegiatan Pelatihan Imam dan Khatib angkatan IV, akan diselenggarakan tanggal 22 Pebruari 2012 di Aula Pondok Pesantren Raudlotuttholibin Wonosari Prajegsari Tempuran asuhan KH. Ahmad Said Asrori. Adapun nara sumber pada pelatihan tersebut; Dr. HM. Thontowi, M.Ag (Ke-MUI-an), KH. Afifuddin, BA (Tuntunan menjadi Imam), KH. Tohari Syamhari, BA (Metode penyampaian materi Khutbah Jum'at).

(AA. Nur Sholeh, S.Ag, staf sekretariat MUI Kab. Magelang).
Share READ MORE - PENYULUH IKUTI PELATIHAN IMAM DAN KHOTIB

FB