Senin, 09 Januari 2012

Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak produktif, dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar dan di berbagai kesempatan. Problem pun berlanjut ke arah konflik antar umat beragama seperti penyerangan Ahmadiyah, perekrutan NII, bom buku di Jakarta, bom masjid di Cirebon, bom gereja di Solo hingga teroro dengan usaha untuk meracuni anggota kepolisian, bahkan berita terbaru perusakan komplek penganut Syi'ah di Sampang Madura. Semua pemberitaan tersebut merujuk kepada tingginya kerentanan keagamaan dan terpuruknya karakter bangsa yang berujung kepada intoleransi, radikalisme dan terorisme di kalangan masyarakat. Berbagai alternatif penyelesaian diajukan seperti peraturan bersama 2 Menteri no. 8 & 9 Tahun 2006, undang-undang, peningkatan upaya pelaksanaan dan penrapan hukum yang lebih kuat.
Upaya lain yang banyak dikemukakan untuk mengatasi paling tidak menguranginya adalah upaya pembangunan karekter bangsa melalui penanaman nilai dan semangat nasionalisme di kalangan pemuda, karena mereka dianggap sebagai basis potensial untuk mengembangkan sikap toleransi dan kerukunan di kalangan umat beragama. Maka upaya untuk melakukan sosialisasi tentang kerukunan harus terus digalakkan antara lain dalam bentuk dialog, seminar, workshop, dan lain sebagainya.
Demikian kesimpulan kegiatan Seminar Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Magelang yang diselenggarakan oleh Komunitas Pemuda Peduli Kerukunan (KOMPPEK) Kab. Magelang di Hotel Pondok Tingal Borobudur (31/12/11). Seminar ini menghadirkan nara sumber : Prof. Dr. H. Sihabuddin Qalyubi (UIN Jogjakarta), Drs. H. Rahmat (Ketua FKUB Kab. Magelang), Karya Humanita, S.Sos (Ka Kesbangpol Kab. Magelang), KHM. Yusuf Khudlori (Pengasuh API Tegalrejo). Dihadiri oleh 200 peserta terdiri unsur ormas kepemudaan lintas agama se Kab. Magelang, seperti : DPD KNPI, GP Anshor, Fatayat, IPNU, IPPNU, PMIII, IMM, IPM, Nasyi'atul Aisyiyah, unsur pemuda lintas agama, Katholik, Kristen, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu.
"Dalam seminar ini kita pertemukan beberapa tokoh pemuda lintas agama agar terjadi komunikasi dengan semangat kebersamaan memupuk tali persaudaraan, mengantisipasi kejadian yang mengancam kerukunan umat beragama di Kab. Magelang pada khususnya menjelang dan selama perayaan Natal dan Tahun Baru 2011 ini, disamping itu memberikan masukan positif terhadap Pemerintah Daerah dalam meningkatkan perhatian dan pembinaannya terhadap eksistensi FKUB karena selama ini perhatian pemerintah daerah selama ini masih dianggap kurang". Demikan koordinator KOMPPEK H. Muslih,M.PdI selaku ketua panitia memberikan pernyataannya. -ans-

0 komentar:

Posting Komentar

FB