Kamis, 10 November 2011

PROFIL DA'IYAH DAERAH PELOSOK

        Tak banyak abdi negara macam pegawai negeri sipil yang bisa total mengurus dua atau lebih pekerjaan pada bidang yang berbeda sekaligus, taruh saja terampil mengurus pekerjaaannya sebagai PNS tetapi juga sukses dalam berwiraswasta. Terkadang muncul anggapan jika dua perkerjaan yang berbeda dijalankan bersama-sama, maka keduanya akan berkembang setengah-setengah, atau terpaksa dikorbankan salah satunya. Fakta di lapangan sebagian besar memang demikian.
        Tetapi anggapan itu tidak berlaku bagi penyuluh muda kita ini, Umi Azizah, S.Ag atau akrab disapa dengan Mamah Dedeh. Ibu dua anak kembar ini tetap bersemangat menjalankan tugas-tugasnya sebagai PNS penyuluh agama Islam Kec. Borobudur dan di sisi lain dia berwiraswasta mengumpulkan barang-barang bekas pecahan kaca untuk didaur ulang menjadi produk unggulan. Di sela-sela kesibukan memberikan materi penyuluhan pada masyarakat Kec. Borobudur dia masih menyempatkan waktunya untuk wawancara dengan Blog Pokjaluh Kab. Magelang.
        Sebagai penyuluh agama Islam, dia harus melaksanakan tugas pembinaan sekaligus melayani berbagai permintaan yang datang dari masyarakat. Untuk itu dia terus berusaha mencari referensi dari buku, majalah, koran dan bahkan internet demi mendukung tugas-tugasnya. Salah satu pengalaman menarik yang pernah dia alami ketika mengadakan pembinaan di daerah terpencil diwilayah Borobudur, saat itu di desa Karangtengah baru pesta merti desa sehingga banyak digelar hiburan seperti dayakan, kunthulan, topeng ireng sampai kubro siswo. Dia yang sedianya akan mengadakan pembinaan dengan Ibu-ibu PKK desa tersebut akhirnya ikut menyaksikan pertunjukan. Secara mendadak panitia menunjuk Ibu muda ini untuk memberikan sekedar siraman rohani karena panitia rupanya tahu kalau dia bertugas sebagai penyuluh agama Borobudur, sesuai semboyannya bahwa setiap kesempatan tidak datang dua kali, kalo ditunjuk pantang menolak, maka dengan mantapnya dia terima tawaran panitia, akhirnya dia memberikan materi penyuluhannya di tengah masyarakat abangan. Dengan sedikit logat tegalnya yang ngapak, akhirnya sukses membawa penonton yang hadir. Sambil menyantap hidangan geblek, kepada redaksi Blog Pokjaluh dia menuturkan, "Saiki jamane wis maju, masyarakat ya wis pada kritis pemikirane, mulane penyuluh agama dituntut kudu bisa ngayomi lan ngayemi masyarakate tanpo pamrih, dadi penyuluh ya aja klalen kudu bisa sinau apa bae karo masyarakat ora mung ngetem bae nang kantor, kaya kuwe mbok menawa bener'", ujarnya dengan gemuyu ngakak khas Tegal.

        Jadwal kegiatan show penyuluhan yang cukup padat dan tak kenal waktu, terkadang membuatnya capek dan jenuh. Itulah sebabnya dia pernah ditegur suaminya karena sering pulang dari kegiatan pembinaan sampai tengah malam. Isteri dari pak Muslimin ini memberikan tipsnya kepada pembaca "Aja klalen pesene ustadz Aa' jarene kon nganggo Lenga Kayu Gapuk, Lenga artine yen siji menteleng liyane kon lunga, Kayu maksude yen lanangane murka wadone kon mlayu, Gapuk artine yen lanange dadane wis megap-megap kon ngepuk-puk supayane aja muntap karoan atine bisa empuk, yen wis empuk mengko dadi kepenak sekabehane", demikian tips yang diberikan alumnus jurusan PA Fak. Ushuluddin IAIN Sukijo ini.
 
Berikut data diri mbekayune seka Tegal yang dapat kami himpun di meja redaksi :

Nama Lengkap   : Umi Azizah, S.Ag
Panggilan          : Umi
Sapaan akrab    : Mamah Dedeh

TTL                   : Tgl, 16 Juni 1975
Alamat Rumah   : Diwak Jamus Kauman Ngluwar Magelang
Anak                 : 2 (dua) Kembar Dampit : 1. Dimas Fairuzabadi MZ, 2. Ayu Salwa Maziyatunnajah.
Suami               : M. Muslimin, S.Ag
Hoby                 : Memasak ala Pantura
Motto Hidup       : "Setiap kesempatan datangnya tidak dua kali, kalo ditunjuk pantang menolak".

1 komentar:

ZAMRONI, SHI mengatakan...

Sukses Buat Bu Umi

Posting Komentar

FB